Tanda-Tanda Penyakit yang Bisa Dideteksi dari Warna Bola Mata, Jangan Dianggap Sepele

2 months ago 80

Liputan6.com, Jakarta Mata adalah jendela jiwa, namun lebih dari itu, mata juga dapat menjadi cerminan kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Bagian putih mata, yang dikenal sebagai sklera, serta bagian iris, dapat menunjukkan berbagai tanda-tanda penyakit yang mungkin tidak disadari. Perubahan warna pada area-area ini seringkali menjadi petunjuk awal adanya masalah kesehatan yang mendasari.

Para ahli kesehatan menegaskan bahwa mengenali perubahan warna pada bola mata adalah langkah awal yang krusial dalam deteksi dini penyakit. Dari warna kuning hingga kemerahan, atau bahkan kebiruan dan keabu-abuan, setiap nuansa memiliki potensi untuk mengindikasikan kondisi medis tertentu. 

Memahami arti di balik perubahan warna ini dapat membantu seseorang untuk segera mencari penanganan medis yang tepat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk lebih peka terhadap perubahan yang terjadi pada bola mata mereka.

Mata Kuning: Indikasi Gangguan Organ Vital

Perubahan warna putih mata menjadi kuning, atau sklera ikterik, adalah salah satu tanda paling umum adanya penumpukan bilirubin dalam darah. Bilirubin merupakan pigmen kuning yang dihasilkan dari proses pemecahan sel darah merah. 

Mengutip dari Alodokter, mata kuning umumnya menjadi tanda permasalahan pada kantung empedu, hati, pankreas, serta proses pemecahan sel-sel darah merah. Kondisi ini seringkali menjadi indikator penyakit kuning (jaundice), yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin berlebihan. 

Pada orang dewasa, penyakit kuning dapat menandakan gangguan serius seperti hepatitis, sirosis hati, atau bahkan kanker pankreas. Sirosis hati, misalnya, adalah kondisi rusaknya organ hati akibat terbentuknya jaringan parut, yang memengaruhi fungsi hati dalam menguraikan sel darah merah dan menyebabkan mata kuning.

Selain gangguan hati, masalah pada saluran empedu dan pankreas juga dapat memicu mata kuning. Jika saluran pankreas terinfeksi atau tersumbat, empedu tidak dapat mengalir dengan baik, sehingga bilirubin menumpuk dan menyebabkan gejala mata kuning. Kelainan darah seperti anemia hemolitik atau anemia sel sabit, serta infeksi seperti malaria dan leptospirosis, juga dapat menjadi penyebab mata kuning.

Mata Merah: dari Iritasi hingga Kondisi Serius

Mata merah adalah kondisi umum yang disebabkan oleh pembengkakan atau melebarnya pembuluh darah di sklera. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari iritasi ringan hingga kondisi medis yang lebih serius. Mata merah terjadi karena masuknya debu atau partikel asing ke dalam mata, infeksi, alergi, cedera, paparan sinar matahari, atau kondisi mata kering.

Salah satu penyebab paling umum adalah konjungtivitis, yaitu peradangan pada selaput tipis antara kelopak mata dan sklera. Konjungtivitis menyebabkan mata merah, gatal, dan berair. Selain itu, kondisi mata kering yang kurang pelumasan memadai juga dapat menyebabkan kemerahan pada mata.

Lebih serius lagi, mata merah bisa menjadi tanda glaukoma, peningkatan tekanan bola mata yang dapat merusak saraf optik. Glaukoma dapat menyebabkan mata merah yang disertai sakit kepala, pusing, serta mual dan muntah. 

Kondisi lain seperti uveitis, keratitis, pterygium (pertumbuhan selaput pada bagian putih bola mata), dan skleritis (peradangan serius pada sklera) juga dapat bermanifestasi sebagai mata merah.

Mata Biru: Penipisan Sklera dan Kelainan Genetik

Sklera yang berwarna kebiruan atau abu-abu kebiruan bukanlah kondisi normal dan dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang mendasar. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh penipisan sklera, yang membuat pembuluh darah di bawahnya (koroid) terlihat, sehingga mata tampak kebiruan. Menurut Apollo Hospitals, penipisan sklera bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk kekurangan kolagen.

Beberapa kelainan genetik juga sangat terkait dengan sklera biru. Osteogenesis Imperfecta (penyakit tulang rapuh), misalnya, adalah kelainan genetik yang menyebabkan tulang mudah patah karena cacat produksi kolagen. 

Dalam kondisi ini, kekurangan kolagen yang kuat menyebabkan sklera tipis, yang memberikan mata tampilan biru. Sindrom Marfan dan Sindrom Ehlers-Danlos, keduanya kelainan jaringan ikat, juga dapat menyebabkan sklera menipis dan tampak kebiruan.

Selain itu, anemia defisiensi besi, yaitu kekurangan zat besi, dapat menyebabkan sklera tampak kebiruan atau keabu-abuan. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antibiotik minosiklin, juga dapat mengubah warna sklera menjadi biru keabu-abuan. Peradangan pada sklera (skleritis) juga bisa menimbulkan semburat biru atau ungu pada mata.

Mata Putih: Bintik dan Selaput yang Perlu Diwaspadai

Munculnya bintik putih atau selaput pada bola mata juga bisa menjadi indikasi adanya penyakit. Katarak adalah salah satu kondisi yang paling umum, ditandai dengan munculnya lapisan berawan atau bintik putih/kekuningan pada lensa mata yang membuat penglihatan kabur. 

Katarak umumnya bisa dideteksi dengan mudah dari adanya bintik putih atau kekuningan yang terlihat pada lensa mata. Pterygium, pertumbuhan selaput konjungtiva yang berwarna putih atau merah muda pada bagian putih mata, juga dapat meluas hingga kornea. 

Pterygium adalah pertumbuhan selaput konjungtiva pada bagian bola mata yang berwarna putih di atas kornea. Kondisi serupa, pinguecula, adalah benjolan kekuningan di bagian putih mata yang mendahului pterygium, akibat penggumpalan protein, lemak, atau kalsium.

Selain itu, ulkus kornea, yaitu luka terbuka pada kornea, dapat menyebabkan bintik putih atau keruh, seringkali akibat infeksi. Distrofi kornea, penumpukan kotoran pada kornea yang menyebabkan bintik putih atau keruh, seringkali bersifat genetik. 

Dalam kasus yang lebih serius, beberapa jenis kanker mata seperti melanoma mata, limfoma, retinoblastoma, atau karsinoma sel skuamosa, juga dapat menyebabkan bintik putih pada bola mata.

Mata Abu-Abu: Timbunan Lemak dan Kekeruhan Lensa

Perubahan warna mata menjadi abu-abu juga dapat menjadi indikasi kondisi kesehatan tertentu. Salah satu tanda yang sering ditemui adalah Arcus Senilis, yaitu lingkaran abu-abu putih di sekitar tepi kornea mata akibat timbunan lemak. 

Melansir dari National Eye Center, lingkaran ini terbentuk dari zat lemak. Pada orang tua, kondisi ini umumnya normal, namun pada usia muda bisa menjadi tanda kolesterol tinggi yang perlu diwaspadai.

Selain bintik putih, katarak juga dapat menyebabkan lensa mata menjadi keruh seperti susu atau abu-abu. Katarak merupakan kekeruhan pada lensa mata yang terletak di belakang pupil, yang menyebabkan mata jadi berwarna abu-abu atau keruh seperti susu. Kondisi ini mengganggu penglihatan dan memerlukan penanganan medis.

Pada penderita diabetes, pandangan bisa menjadi kabur dan tampak abu-abu akibat retinopati diabetik. Kondisi ini terjadi karena kerusakan pembuluh darah di retina akibat kadar gula darah yang tinggi secara kronis. Oleh karena itu, perubahan warna menjadi abu-abu pada mata, terutama jika disertai gangguan penglihatan, harus segera diperiksakan ke dokter.

Perubahan Warna Iris: Indikator Penyakit Langka

Meskipun jarang terjadi, perubahan warna iris (bagian berwarna mata) juga bisa menjadi indikasi adanya penyakit. Uveitis, peradangan pada uvea, dapat memengaruhi penglihatan dan menyebabkan perubahan warna bola mata. 

Kondisi yang lebih spesifik adalah Fuchs Heterochromic Iridocyclitis (FHI), bentuk uveitis kronis yang dapat menyebabkan atrofi iris dan hilangnya pigmen. FHI dapat mengubah warna satu mata dan menyebabkan heterokromia, yaitu kondisi di mana kedua mata memiliki warna yang berbeda. Ini merupakan tanda kerusakan pada iris yang perlu penanganan spesialis.

Kondisi langka yang merusak saraf wajah, juga dapat menyebabkan pigmen di iris menghilang sehingga warna mata berubah. Selain itu, neurofibromatosis, kondisi yang memengaruhi sistem saraf, dapat menyebabkan tumor kecil tumbuh pada sel saraf di seluruh tubuh dan memunculkan nodul kecil pada iris. 

People Also Ask

1. Benarkah warna bola mata bisa mengindikasikan penyakit tertentu?

Ya. Perubahan warna pada bagian putih mata (sklera) atau iris dapat menjadi tanda awal dari kondisi kesehatan tertentu, baik ringan maupun serius.

2. Apakah perubahan warna iris mata berbahaya?

Perubahan warna iris mata jarang terjadi namun bisa mengindikasikan kondisi seperti uveitis, Fuchs Heterochromic Iridocyclitis (FHI) yang menyebabkan hilangnya pigmen, Sindrom Horner, atau neurofibromatosis. Perubahan ini memerlukan evaluasi medis.

3. Apa penyebab umum mata merah?

Mata merah bisa disebabkan oleh iritasi lingkungan (debu, asap), mata kering, infeksi seperti konjungtivitis, cedera mata, atau kondisi lebih serius seperti glaukoma, uveitis, dan pterygium.

4. Kapan harus memeriksakan warna mata ke dokter?

Jika terjadi perubahan warna mendadak, disertai gejala lain seperti:

  • Nyeri
  • Pandangan kabur
  • Sensitif cahaya
  • Keluar cairan
Read Entire Article
Helath | Pilkada |