Liputan6.com, Jakarta - Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Penetapan tanggal ini tidak lepas dari sosok Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, yang lahir pada 2 Mei 1889. Melalui Keputusan Presiden RI Nomor 316 Tahun 1959, pemerintah menetapkan tanggal tersebut sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa besar beliau dalam dunia pendidikan.
Namun, peringatan Hardiknas bukan hanya tentang mengenang kelahiran tokoh besar. Lebih dari itu, peringatan ini adalah ajakan bagi seluruh elemen bangsa—terutama mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan—untuk kembali menumbuhkan semangat nasionalisme dan memperkuat komitmen dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Filosofi Ki Hadjar Dewantara: Fondasi Pendidikan Indonesia
Melalui pelaksanaan upacara bendera serentak pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, pemerintah berharap para pendidik, peserta didik, serta seluruh aparatur sipil negara (ASN) dan pemangku kepentingan pendidikan dapat kembali menghayati nilai-nilai perjuangan Ki Hadjar Dewantara.
Filosofi beliau yang terkenal: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, masih menjadi landasan utama sistem pendidikan nasional hingga kini.
Sejalan dengan itu, Mengutip Surat Edaran Mendikdasmen, peringatan Hardiknas tahun ini bertujuan untuk:
- Memperkuat komitmen semua insan pendidikan akan pentingnya peran pendidikan dalam membangun peradaban dan daya saing bangsa;
- Mengingatkan kembali pada filosofi perjuangan Ki Hadjar Dewantara;
- Meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan pelaku pendidikan.
Pendidikan Bermutu untuk Semua: Kolaborasi Jadi Kunci
Tema Hardiknas 2025, “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”, menggambarkan bahwa pendidikan bukanlah tugas satu pihak saja. Pemerintah, pendidik, peserta didik, masyarakat, hingga dunia usaha perlu bekerja bersama untuk menciptakan sistem pendidikan yang merata, berkualitas, dan mampu menjawab tantangan zaman.
Sasaran kegiatan Hardiknas tahun ini pun menyentuh berbagai lapisan: dari ASN Kementerian Pendidikan, ASN kementerian lain, guru, tenaga kependidikan, peserta didik dari jenjang PAUD hingga menengah, pegawai perwakilan RI di luar negeri, hingga para pemangku kepentingan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Logo Hardiknas 2025: Melambangkan Semangat dan Inklusivitas
Visualisasi semangat kolaborasi dan cita-cita pendidikan tergambar jelas dalam logo Hardiknas 2025. Logo ini menampilkan tiga sosok manusia berwarna merah, biru, dan abu-abu, menjulang ke atas dengan gerakan penuh energi dan dinamika. Ketiga sosok ini mewakili keberagaman, kolaborasi, dan semangat gotong royong dalam dunia pendidikan.
Sosok berwarna biru di tengah terlihat mengarah paling tinggi, menuju bintang emas di atasnya—simbol dari cita-cita luhur pendidikan: membentuk generasi unggul yang siap meraih masa depan gemilang.
Tak hanya itu, logo ini juga menggambarkan sinergi tiga pilar utama dalam pendidikan: peserta didik, pendidik, dan masyarakat.
Warna-warna yang digunakan menyiratkan semangat, kreativitas, energi positif, dan inklusivitas. Tulisan “HARDIKNAS 2025” dengan font tebal dan tegas mencerminkan komitmen kuat bangsa dalam menegakkan pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan.
Pendidikan: Upaya Kolektif Menuju Masa Depan Bangsa
Peringatan Hardiknas tahun ini mengajak seluruh elemen bangsa untuk bergerak bersama, memastikan bahwa pendidikan tidak hanya dinikmati sebagian, tetapi benar-benar menjangkau semua anak bangsa. Partisipasi semesta bukan sekadar slogan, melainkan panggilan untuk turut ambil bagian dalam proses menciptakan generasi Indonesia yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing global.
Sebagaimana yang dicita-citakan Ki Hadjar Dewantara, pendidikan harus mampu membebaskan manusia, membentuk watak, serta membangun kebudayaan dan peradaban bangsa. Dan itulah semangat yang terus dihidupkan melalui setiap peringatan Hari Pendidikan Nasional—dari masa ke masa.