Liputan6.com, Jakarta Menjaga kecukupan cairan tubuh sangat penting bagi kesehatan bayi. Salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah tanda bayi dehidrasi, yang bisa muncul akibat kehilangan cairan berlebih karena cuaca panas, demam, muntah, atau diare.
Beberapa tanda bayi dehidrasi meliputi mulut kering, mata cekung, popok jarang basah, serta bayi tampak lemas atau rewel. Perubahan kecil ini sering kali menjadi sinyal awal bahwa bayi memerlukan perhatian lebih.
Penting bagi orang tua untuk segera mengenali tanda bayi dehidrasi agar bisa mengambil tindakan cepat, seperti memberikan ASI lebih sering atau berkonsultasi ke dokter jika gejala memburuk.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang penjelasan lengkap tanda bayi dehidrasi, Kamis (31/7/2025).
Tanda Bayi Dehidrasi
Menurut James, Nelson, & Ashwill (2018) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Pengabdian Masyarakat Volume 1, Nomor 2 Desember Tahun 2023, dehidrasi adalah kehilangan cairan dalam tubuh yang dapat mengakibatkan kekurangan cairan dan elektrolit. Kehilangan cairan pada anak dapat disebabkan oleh diare, muntah dan demam serta perdarahan.
Menurut Wong (2018) masih dari sumber yang sama, dehidrasi pada anak ditandai dengan beberapa gejala seperti dehidrasi berat jika anak cenderung mengalami letargi atau penurunan kesadaran, kelopak mata sangat cekung, tidak bisa minum atau malas minum, cubitan pada kulit perut kembali sangat lambat (>2 detik) dan saat menangis tidak mengeluarkan air mata. Sedangkan dehidrasi ringan memiliki gejala gelisah, kelopak mata cekung, kehausan, cubitan pada perut kembali lambat.
Berikut ini penjelasan lengkap tanda bayi dehidrasi:
1. Mulut Kering
Mulut dan lidah bayi yang tampak kering adalah salah satu indikator awal dehidrasi yang paling mudah dikenali. Biasanya, mulut bayi terasa lembap karena adanya air liur. Namun, saat tubuh kekurangan cairan, produksi air liur menurun drastis. Akibatnya, mulut terasa lengket, dan bibir bayi bisa terlihat pecah-pecah. Kondisi ini menunjukkan bahwa tubuh sedang berusaha menghemat cairan untuk fungsi vital lainnya.
2. Perubahan pada Mata
Tanda lainnya adalah mata yang terlihat cekung atau dalam. Kulit di sekitar mata bayi sangat tipis dan sensitif, sehingga mudah menunjukkan perubahan ketika tubuh kehilangan banyak cairan. Selain itu, bayi yang dehidrasi sering kali menangis tanpa mengeluarkan air mata atau hanya mengeluarkan sedikit saja. Hal ini terjadi karena tubuh tidak memiliki cukup cairan untuk memproduksi air mata secara normal.
3. Popok Jarang Basah
Frekuensi buang air kecil juga menjadi indikator penting. Bayi sehat umumnya akan mengganti popok basah setiap 3–4 jam. Namun, jika popok bayi tetap kering lebih dari 6 jam, ini bisa menjadi pertanda bahwa tubuhnya kekurangan cairan. Selain itu, urine bayi yang dehidrasi biasanya berwarna kuning tua, lebih pekat, dan berbau lebih menyengat dari biasanya.
4. Ubun-ubun Cekung
Pada bayi, ubun-ubun (bagian lunak di atas kepala) masih terbuka. Ketika tubuh kehilangan cairan dalam jumlah signifikan, area ini bisa tampak cekung atau masuk ke dalam. Hal ini terjadi karena berkurangnya tekanan di dalam tubuh, dan menjadi tanda dehidrasi yang perlu segera ditangani.
Tanda Bayi Dehidrasi
5. Kulit Kering dan Kurang Elastis
Dehidrasi juga memengaruhi kelembapan kulit bayi. Kulit yang normal akan cepat kembali ke posisi semula saat dicubit pelan. Namun, pada bayi yang kekurangan cairan, kulit terasa kering, tampak keriput, dan ketika dicubit, tidak cepat kembali ke bentuk awal. Ini menandakan berkurangnya elastisitas kulit akibat minimnya cairan tubuh.
6. Tangan dan Kaki Dingin
Kurangnya cairan dalam tubuh dapat memengaruhi sirkulasi darah. Akibatnya, aliran darah ke bagian tubuh terluar seperti tangan dan kaki akan berkurang, sehingga terasa lebih dingin saat disentuh. Dalam beberapa kasus, warna kulit di area tersebut juga bisa tampak lebih pucat atau kebiruan karena aliran darah yang melambat.
7. Perubahan Perilaku
Bayi yang mengalami dehidrasi bisa menjadi lebih rewel, mudah menangis, atau justru terlihat sangat lemas. Mereka mungkin tampak tidak seaktif biasanya, lebih sering tidur, atau sulit dibangunkan. Ini bukan tanda bayi sedang pulih, melainkan cara tubuh menghemat energi akibat kekurangan cairan. Jika perubahan ini terjadi bersamaan dengan tanda fisik lainnya, harus segera diwaspadai.
8. Nafsu Makan Menurun
Bayi yang dehidrasi sering menunjukkan penurunan minat menyusu atau makan. Mereka mungkin hanya menyusu sebentar, atau bahkan menolak sama sekali. Penolakan ini bisa disebabkan oleh rasa lemah, mual, atau tidak nyaman akibat dehidrasi. Bila dibiarkan, asupan cairan dan nutrisi bayi akan semakin berkurang dan memperburuk kondisi.
9. Wajah Pucat dan Kurang Berkeringat
Wajah bayi yang pucat, terutama disertai dengan kulit dingin dan kering, bisa menjadi indikator dehidrasi yang lebih serius. Tubuh yang kekurangan cairan akan mengurangi produksi keringat untuk menjaga sisa cairan yang ada, sehingga kulit bayi terasa kering dan tidak berkeringat walaupun cuaca panas.
Cara Menangani Bayi Dehidrasi
Menurut Koyfman A (2018) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(5), 2023, dehidrasi dapat dicegah dengan pemberian cairan yang cukup. Pada anak di bawah dua tahun dapat diberikan air susu ibu (ASI) dengan intensitas yang sering. Selain memastikan anak minum air dengan cukup, juga dapat memberikan asupan makanan seperti buah dan sayur untuk menambah asupan cairan yang dibutuhkan.
Berikut ini penjelasan lengkap cara menangani bayi dehidrasi:
1. Segera Berikan ASI atau Susu Formula Lebih Sering
Jika bayi masih menyusu, teruskan pemberian ASI sesering mungkin. ASI mengandung elektrolit dan cairan alami yang sangat membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang. Bila bayi menggunakan susu formula, berikan sesuai takaran yang dianjurkan, namun dengan frekuensi yang lebih sering dan porsi sedikit-sedikit.
Menurut Roesli (2013) sebagaimana dikutip dalam buku berjudul Buku Mewujudkan Keberhasilan Menyusui (2024) oleh By Junaida Rahmi, SST., M.Keb, dkk, ASI bermanfaat sebagai nutrisi utama dan satu-satunya bagi bayi karena ASI memiliki komposisi paling seimbang yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.
ASI bermanfaat sebagai pertahanan tubuh bayi terhadap penyakit karena ASI mengandung antibodi yang bisa melindungi bayi dari berbagai infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit. Kolostrum mengandung antibodi 15 kali lebih banyak dibanding ASI.
ASI bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan bayi karena ASI mengandung nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak bayi berupa taurin, laktosa, dan asam lemak (DHA, AA, omega-3, omega-6).
2. Gunakan Oralit Khusus Bayi
Untuk kasus dehidrasi ringan hingga sedang, dokter mungkin akan menyarankan pemberian larutan rehidrasi oral (oralit) khusus bayi. Oralit ini bisa menggantikan elektrolit penting yang hilang seperti natrium dan kalium. Gunakan sesuai petunjuk atau resep dokter, jangan menggunakan oralit dewasa karena bisa terlalu kuat bagi tubuh bayi.
3. Hindari Memberikan Air Putih pada Bayi di Bawah 6 Bulan
Bayi di bawah 6 bulan sebaiknya tidak diberikan air putih tanpa anjuran dokter, karena bisa mengganggu keseimbangan elektrolit tubuhnya. Fokuslah pada ASI atau susu formula untuk memenuhi kebutuhan cairan.
4. Perhatikan Tanda Perbaikan atau Perburukan
Pantau kondisi bayi secara berkala. Tanda-tanda perbaikan antara lain popok mulai kembali basah secara teratur, bayi lebih aktif, dan mulut terlihat lembap. Namun, jika gejala semakin parah—seperti sangat lemas, tidak mau menyusu sama sekali, atau menangis tanpa air mata—segera cari bantuan medis.
5. Bawa ke Dokter Bila Perlu
Jika bayi menunjukkan tanda dehidrasi sedang hingga berat, seperti ubun-ubun cekung dalam, kulit sangat kering, atau jarang buang air kecil lebih dari 6 jam, segera bawa ke dokter atau rumah sakit. Bayi mungkin membutuhkan cairan intravena (infus) untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang lebih cepat dan aman.
Sumber:
- Kajian berjudul Edukasi Tanda-Tanda Dehidrasi pada Anak dengan Diare dipublikasikan di Jurnal Pengabdian Masyarakat Volume 1, Nomor 2 Desember Tahun 2023
- Kajian berjudul Gambaran Pengetahuan Orang Tua tentang Dehidrasi dan Penanganannya pada Anak di Bawah Lima Tahun dipublikasikan di Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 22(5), 2023
- Buku berjudul Buku Mewujudkan Keberhasilan Menyusui (2024) oleh By Junaida Rahmi, SST., M.Keb, dkk,
Q & A Seputar Topik
Apa saja tanda awal bayi yang mengalami dehidrasi?
Tanda awal dehidrasi pada bayi meliputi mulut kering, bibir pecah-pecah, sedikit air mata saat menangis, serta penurunan frekuensi buang air kecil. Jika popok bayi kering selama lebih dari 6 jam, itu bisa menjadi indikasi tubuhnya kekurangan cairan.
Bagaimana ciri-ciri fisik bayi yang menunjukkan dehidrasi sedang hingga berat?
Beberapa ciri dehidrasi lebih serius antara lain mata cekung, ubun-ubun yang tampak masuk ke dalam (cekung), kulit tidak kembali cepat setelah dicubit lembut, serta tangan dan kaki terasa dingin. Bayi juga bisa terlihat sangat lemas atau sulit dibangunkan.
Apakah perubahan perilaku bayi bisa menandakan dehidrasi?
Ya, bayi yang dehidrasi cenderung lebih rewel, gelisah, atau justru menjadi sangat lemas dan tidak aktif. Penurunan nafsu makan atau menolak menyusu juga merupakan sinyal penting bahwa bayi kekurangan cairan.
Bagaimana peran warna dan bau urine dalam mendeteksi dehidrasi pada bayi?
Urine bayi yang sehat biasanya berwarna jernih dan tidak berbau menyengat. Jika bayi mengalami dehidrasi, urine akan menjadi lebih pekat, berwarna kuning tua atau oranye, dan baunya lebih tajam. Frekuensi buang air kecil juga jauh berkurang.
Apa yang harus dilakukan jika bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi?
Segera beri ASI lebih sering untuk bayi yang masih menyusu, atau berikan cairan elektrolit sesuai anjuran dokter. Jika tanda-tanda dehidrasi sedang hingga berat muncul, seperti mata cekung dan bayi sulit bangun, segera bawa ke fasilitas kesehatan untuk penanganan medis lebih lanjut.